BAB 5
Sudah
hampir 2 minggu Aerhien tidak bersama dengan Aries. Entah apa yang terjadi
diantara mereka.
“Rhien, si Aries
kemana?” Tanya Galih salah seorang temannya
“duh nggk tau deh,
emang gue emaknya? Tanyalah sendiri pada dirinya”
“yak kan biasanya
kalian bareng, siapa tahu gitu loe mengetahui keberadaan Aries”
“gue nggak bareng sama
dia”
“loe lagi marahan ya
sama Aries? Soalnya belakangan ini w nggk pernah liat lagi tuhh kalian
berangkat atau pulang bareng lagi” ucap shandi yang tiba-tiba nyamber
“nggk kita baik-baik
ajah kok”
“masa sih?? Waktu itu
loe berdua kayak sepasang kekasih yang lagi berantem pas habis kita nonton
terakhir kali kemaren” Rahvi ikut-ikutan nimbrung
“hadehh, dasarrr
cowok-cowok rumpi.. udah akh gue mau cabut”
“mau kemana loe? Dosen
kan dikit lagi masuk”
“bodo amatan, lagi
nggak mood gua, absenin yahh” saat Aerhien baru sampai di pintu kelas,
tiba-tiba Aries datang, dan mereka saling menatap tajam lalu berlalu bagai
orang yang tak saling mengenal.
Aerhien pergi menemui temannya di kantin kampus dan disitulah
ia meluapkan amarahnya.
“lah terus apa masalahnya??
Kenapa loe marah, dia kan bukan siapa-siapa loe” ucap salsa sahabatnya Aerhien
sejak SMP.
“ehmm, gue bukan
siapa-siapanya dia??.. guekan temannya dia”
“just friend, dengar sayang..
selama kalian belum sepakat untuk menjalin hubungan yang khusus maka sah-sah
aja dong, dia mau berbuat apa. Gue tahu loe itu kalau udah suka sama orang
bakal suka terus, tapi jangan sampai kejadian loe sama Thyo terulang lagi. Gue
nggak mau loe sedih terus, sekarang coba loe jauhin dulu dia. Kalau dalam waktu
menjauh itu ada yang merasa kehilangan, berarti emang ada sesuatu diantara
kalian”
“ gue nggak tahu sa,
ini tuh beneran suka atau hanya sekedar perasaan nyaman. Jujur gue takut masuk
kedalam friendzonenya dia sa”
“nah itu dia.. listen
to me.. love like butterfly, okehh”
“what? Butterfly?
Terbang-terbang mulu gitu?”
“ehmm kadang-kadang nih
orang. Gini yah semakin loe kejar itu kupu-kupu maka semakin terbang menjauh
dari loe, tapi ketika tuh kupu-kupu merasa cocok sama loe, merasa nyaman sama
loe maka dia akan menghampiri loe dan hinggap di loe dengan sendirinya tanpa
loe harus kejar, ngerti?”
“yuph, gilakkk loe
dapat ilmu dari mana bisa berucap seperti itu?”
“ dari siapa lagi??
Dari loe lahhh.. loe itu kalau udah nasihatin orang kan udah kayak emak-emak
nasihatin anakny.. hahhaha”
“masa sih?”
“dasarrr nenek
pikunnnnnn.. udah akh jangan mikirin dia lagi, belum tentu dia mikirin loe”
“hahhaha, bener –
bener… makan yuk”
Salsa dan Aerhien sudah
lama kenal dan mereka hamper mempunyai pikiran yang sama dalam hal apapun dan
kallau sudah bertemu mereka bisa gila, mungkin hal itu yang mempererat
persahabatan mereka, hahaha.
Setelah merasa baikkan Aerhien kembali ke kelas dan mengikuti
matkul yang sedang berlangsung.
“habis dari mana loe?
Jam segini baru masuk kelas?” Bisik Tita.
“habis clubbing” jawab
Aerhien.
“clubbing kok pulang
jam segini, setahu gue clubbing itu pulangnya subuh” Aries tiba-tiba nimbrung
ikutan bicara.
“masalah buat loe? Nggk
kan? Soooo silent…” jawab Aerhien sinis.
“ Rhien, loe lagi
marahan ya sama Aries?” bisik tita
“nggak kok, biasa ajah”
“ tapi yang biasanya
loe bareng sama dia terus loe nggak bareng belakangan ini. Terus kayaknya pas
kita habis nonton waktu itu kalian berdua sikapnya kayak orang yang lagi
marahan”
“Tita, gue sama dia
baik-baik aja kok, kemaren-kemaren gue lagi pingin naik angkot ajah, okehhh!!!
Sekarang kita focus sama matkulnya”
“ehmm wokehlah kalau
begitu”
Saat ingin pulang tiba-tiba hujan turun, dan mau tidak
mau Aerhien dan teman-temannya tertahan di kampus nunggu hujan reda atau
berhenti. Setelah sampir 1 jam menunggu hujan akhirnya berhenti, dan mereka
pulang. Karena sudah sore dan tidak membawa payung dan di desak untuk bareng,
akhirnya Aerhien dan Aries pulang bersama. Saat sekitar 10 menit berjalan,
tiba-tiba hujan turun deras.
“Rhien gimana nih mau
neduh dulu nggak?”
“terserah”
“ Rhien loe kenapa
nggak pake jaket?”
“ kalau gue bawa jaket
ya gue udah pakelah dari tadi”
Tiba-tiba Aries menepi,
berhenti, meneduh dan melepas jaketnya lalu memberikannya kepada Aerhien.
“nggak mau, loe aja
yang pake”
“jangan teka deh, gue
nggak biarin cewek yang naik motor gue kedinginan, ngerti?!”
Aerhien hanya terdiam,, karena gregetan
akhirnya Aries yang memakaikan jaket tersebut kepada Aerhien.
“denger!! Selama loe
naik motor sama gue, itu berarti loe tanggung jawab gue. Paham?”
Aerhien hanya
menggelengkan kepalanya.
“ kenapa nggak paham??’
“ehmm Riesss I have
question for you”
“what??”
“ loe risih sama ucapan
anak-anak yang gosipin kita pacaran? Jujur gue risih Ries”
“ dibawa enjoy ajah”
“gue takut Riesss”
“Takut kenapa? Emang
mereka hantu?”
“ gue takut entar
fans-fans loe kabur denger ucapan mereka”
“ emang ada yang
ngefans sama gue? Udahlah jangan pakai acara takut segala, nanti kalau mereka
bosen juga bakal pada diem. Gue malah ngerinya para fans loe yang kabur”
“fans gue? Emang ada
yang suka gitu sama gue? Ngeliat gue aja
mungkin mereka pada nggak mau, iya kan?”’
“ siapa bilang? Pasti
adalah yang mau sama loe, tenang jodoh nggak akan lari kemana”
“jujur gue takut suka
sama loe”
“ loe takut suka sama
gue? Kenapa takut?” Aerhien hanya menggeleng.
“ nggak ada yang perlu
loe takutin, suka itu wajar dan nggak ada yang bisa ngelarang. Dan nggak ada
yang ngelarang pula kalau misalnya gue suka seseorang semacam loe” ucap Aries
dengan gaya sok coolnya.
“haa?? Maksudnya?”
“maksudnyaaaa ujan udah
berhenti dan waktunya kita lanjutin perjalanan, jangan lepasin tuh jaket sampai
loe sampai, ngerti??!!”
Aries pun nyalakan
motornya dan Aerhien masih terdiam mencerna kalimat Aries.
“loe nggak mau pulang?
Apa loe mau nginep dijalanan ini sampai besok?”
“ haa??”
“hah hoh hah hoh, udah
jangan bengong. Jangan dipikirin kata-kata gue, sekarang kita pulang okeh, nanti
keburu ujan lagi”
“ ehmm okehhh” mereka
pun melanjutkan perjalanan pulang.
Aries itu tipe orang
yang tertutup mungkin dan tidak bisa ditebak, tidak jauh beda sih sama Aerhien.
Mereka mungkin sama-sama pinter menyembunyikan perasaan tapi dari cara bicara
dan dari sorot mata, maupun kadang mereka berbicara tanpa melihat satu sama
lain tapi pancaran cinta mereka sudah terlihat, dann itu pula yang dilihat oleh
teman-temannya.
Sama-sama punya rasa
namun tak bisa mengungkapkannya karena berbagai hal dan hanya Tuhan dan mereka
yang menjalaninya yang tahu akan berakhir seperti apa kisah ini.
0 komentar:
Posting Komentar