Rabu, 13 Februari 2013

DISAAT RASI BINTANG DI HATI UDARA



BAB 5


Sudah hampir 2 minggu Aerhien tidak bersama dengan Aries. Entah apa yang terjadi diantara mereka.
“Rhien, si Aries kemana?” Tanya Galih salah seorang temannya
“duh nggk tau deh, emang gue emaknya? Tanyalah sendiri pada dirinya”
“yak kan biasanya kalian bareng, siapa tahu gitu loe mengetahui keberadaan Aries”
“gue nggak bareng sama dia”
“loe lagi marahan ya sama Aries? Soalnya belakangan ini w nggk pernah liat lagi tuhh kalian berangkat atau pulang bareng lagi” ucap shandi yang tiba-tiba nyamber
“nggk kita baik-baik ajah kok”
“masa sih?? Waktu itu loe berdua kayak sepasang kekasih yang lagi berantem pas habis kita nonton terakhir kali kemaren” Rahvi ikut-ikutan nimbrung
“hadehh, dasarrr cowok-cowok rumpi.. udah akh gue mau cabut”
“mau kemana loe? Dosen kan dikit lagi masuk”
“bodo amatan, lagi nggak mood gua, absenin yahh” saat Aerhien baru sampai di pintu kelas, tiba-tiba Aries datang, dan mereka saling menatap tajam lalu berlalu bagai orang yang tak saling mengenal.


            Aerhien pergi menemui temannya di kantin kampus dan disitulah ia meluapkan amarahnya.
“lah terus apa masalahnya?? Kenapa loe marah, dia kan bukan siapa-siapa loe” ucap salsa sahabatnya Aerhien sejak SMP.
“ehmm, gue bukan siapa-siapanya dia??.. guekan temannya dia”
“just friend, dengar sayang.. selama kalian belum sepakat untuk menjalin hubungan yang khusus maka sah-sah aja dong, dia mau berbuat apa. Gue tahu loe itu kalau udah suka sama orang bakal suka terus, tapi jangan sampai kejadian loe sama Thyo terulang lagi. Gue nggak mau loe sedih terus, sekarang coba loe jauhin dulu dia. Kalau dalam waktu menjauh itu ada yang merasa kehilangan, berarti emang ada sesuatu diantara kalian”
“ gue nggak tahu sa, ini tuh beneran suka atau hanya sekedar perasaan nyaman. Jujur gue takut masuk kedalam friendzonenya dia sa”
“nah itu dia.. listen to me.. love like butterfly, okehh”
“what? Butterfly? Terbang-terbang mulu gitu?”
“ehmm kadang-kadang nih orang. Gini yah semakin loe kejar itu kupu-kupu maka semakin terbang menjauh dari loe, tapi ketika tuh kupu-kupu merasa cocok sama loe, merasa nyaman sama loe maka dia akan menghampiri loe dan hinggap di loe dengan sendirinya tanpa loe harus kejar, ngerti?”
“yuph, gilakkk loe dapat ilmu dari mana bisa berucap seperti itu?”
“ dari siapa lagi?? Dari loe lahhh.. loe itu kalau udah nasihatin orang kan udah kayak emak-emak nasihatin anakny.. hahhaha”
“masa sih?”
“dasarrr nenek pikunnnnnn.. udah akh jangan mikirin dia lagi, belum tentu dia mikirin loe”
“hahhaha, bener – bener… makan yuk”
Salsa dan Aerhien sudah lama kenal dan mereka hamper mempunyai pikiran yang sama dalam hal apapun dan kallau sudah bertemu mereka bisa gila, mungkin hal itu yang mempererat persahabatan mereka, hahaha.


            Setelah merasa baikkan Aerhien kembali ke kelas dan mengikuti matkul yang sedang berlangsung.
“habis dari mana loe? Jam segini baru masuk kelas?” Bisik Tita.
“habis clubbing” jawab Aerhien.
“clubbing kok pulang jam segini, setahu gue clubbing itu pulangnya subuh” Aries tiba-tiba nimbrung ikutan bicara.
“masalah buat loe? Nggk kan? Soooo silent…” jawab Aerhien sinis.
“ Rhien, loe lagi marahan ya sama Aries?” bisik tita
“nggak kok, biasa ajah”
“ tapi yang biasanya loe bareng sama dia terus loe nggak bareng belakangan ini. Terus kayaknya pas kita habis nonton waktu itu kalian berdua sikapnya kayak orang yang lagi marahan”
“Tita, gue sama dia baik-baik aja kok, kemaren-kemaren gue lagi pingin naik angkot ajah, okehhh!!! Sekarang kita focus sama matkulnya”
“ehmm wokehlah kalau begitu”


            Saat ingin pulang tiba-tiba hujan turun, dan mau tidak mau Aerhien dan teman-temannya tertahan di kampus nunggu hujan reda atau berhenti. Setelah sampir 1 jam menunggu hujan akhirnya berhenti, dan mereka pulang. Karena sudah sore dan tidak membawa payung dan di desak untuk bareng, akhirnya Aerhien dan Aries pulang bersama. Saat sekitar 10 menit berjalan, tiba-tiba hujan turun deras.

“Rhien gimana nih mau neduh dulu nggak?”
“terserah”
“ Rhien loe kenapa nggak pake jaket?”
“ kalau gue bawa jaket ya gue udah pakelah dari tadi”
Tiba-tiba Aries menepi, berhenti, meneduh dan melepas jaketnya lalu memberikannya kepada Aerhien.
“nggak mau, loe aja yang pake”
“jangan teka deh, gue nggak biarin cewek yang naik motor gue kedinginan, ngerti?!”
 Aerhien hanya terdiam,, karena gregetan akhirnya Aries yang memakaikan jaket tersebut kepada Aerhien.
“denger!! Selama loe naik motor sama gue, itu berarti loe tanggung jawab gue. Paham?”
Aerhien hanya menggelengkan kepalanya.
“ kenapa nggak paham??’
“ehmm Riesss I have question for you”
“what??”
“ loe risih sama ucapan anak-anak yang gosipin kita pacaran? Jujur gue risih Ries”
“ dibawa enjoy ajah”
“gue takut Riesss”
“Takut kenapa? Emang mereka hantu?”
“ gue takut entar fans-fans loe kabur denger ucapan mereka”
“ emang ada yang ngefans sama gue? Udahlah jangan pakai acara takut segala, nanti kalau mereka bosen juga bakal pada diem. Gue malah ngerinya para fans loe yang kabur”
“fans gue? Emang ada yang suka  gitu sama gue? Ngeliat gue aja mungkin mereka pada nggak mau, iya kan?”’
“ siapa bilang? Pasti adalah yang mau sama loe, tenang jodoh nggak akan lari kemana”
“jujur gue takut suka sama loe”
“ loe takut suka sama gue? Kenapa takut?” Aerhien hanya menggeleng.
“ nggak ada yang perlu loe takutin, suka itu wajar dan nggak ada yang bisa ngelarang. Dan nggak ada yang ngelarang pula kalau misalnya gue suka seseorang semacam loe” ucap Aries dengan gaya sok coolnya.
“haa?? Maksudnya?”
“maksudnyaaaa ujan udah berhenti dan waktunya kita lanjutin perjalanan, jangan lepasin tuh jaket sampai loe sampai, ngerti??!!”
Aries pun nyalakan motornya dan Aerhien masih terdiam mencerna kalimat Aries.
“loe nggak mau pulang? Apa loe mau nginep dijalanan ini sampai besok?”
“ haa??”
“hah hoh hah hoh, udah jangan bengong. Jangan dipikirin kata-kata gue, sekarang kita pulang okeh, nanti keburu ujan lagi”
“ ehmm okehhh” mereka pun melanjutkan perjalanan pulang.


Aries itu tipe orang yang tertutup mungkin dan tidak bisa ditebak, tidak jauh beda sih sama Aerhien. Mereka mungkin sama-sama pinter menyembunyikan perasaan tapi dari cara bicara dan dari sorot mata, maupun kadang mereka berbicara tanpa melihat satu sama lain tapi pancaran cinta mereka sudah terlihat, dann itu pula yang dilihat oleh teman-temannya.
Sama-sama punya rasa namun tak bisa mengungkapkannya karena berbagai hal dan hanya Tuhan dan mereka yang menjalaninya yang tahu akan berakhir seperti apa kisah ini. 

0 komentar:

Posting Komentar