Minggu, 29 Mei 2011

bab 11( true love)

Sehari sebelum pernikahan Kak Giska, semua orang sibuk, termasuk Raysya.Dan akhirnya hari pernikahan itu datang juga. Saat Kak Giska sedang bersiap-siap Raysya pun menghampirinya di kamar.
“ Kak…”
“ Ya ampun Sya… Kakak deg-degan nih… terima kasih ya, kamu udah bantuin kakak. Kakak tinggal terima beres dari kamu. Mulai dari decorasi, souvenir, catering, susunan acara, sampai tukang rias kamu yang atur, terima kasih ya! Padahal kakak Cuma…”
  Kak Giska itu, kakak aku… Udah seharusnya aku bantuin kakak… Ini udah tugas aku sebagai adik”
  Yaudah kamu minta apa aja nanti kakak beliin deh!!”
“ Nggak usah dibeliin”
“ Lho kok gitu… terus gimana donk kakak ucapin terima kasih ke kamu??”
“ Kan tadi kakak udah berulang kali ngucapin terima kasih ke aku…”
“ Raysya… ini serius…”
“ Ya udah… aku Cuma minta… Kakak jagain mama ya! jangan bikin dia sedih… Kakak harapan satu-satunya untuk mama. Kalau aku pergi nanti… Kakak maukan temanin mama, janji ya!”
“ Sya… tanpa kamu suruh aku selalu akan jagain mama… kamu jangan khawatir… bukan hanya mama… tapi papa dan kamu… juga akan kakak jaga. Emangnya kamu mau pergi ke mana sih?”
“ Belum tahu sih… tapi yang jelas, selama aku pergi kakak harus hibur mama, jangan sampai dia sedih… Sekarang aku lagi ngejalanin tugas sebagai anak dan adik yang baik… kalau tugas aku udah selesai baru aku pergi… dan kakak harus tepatin janji. Ok!”
“ Ok!” mereka pun berpelukan.
“ Sya… nggak tahu kenapa kok aku ngerasa kita akan berpisah ya?”
“ Itu pasti akan terjadi kak…”
“ Kamu…”
“ Kak… kita akan berpisah, soalnya kakak ku yang satu ini mau menikah dan tidak tinggal lagi disini. Udah ah… tuhkan bedaknya jadi luntur, kakak sih pakai acara nangis segala”
“ Oiya… kamu juga tuh… Lho Sya, kamu pakai rambut palsu ya? kenapa?”
“ O… ini, biar lebih trend aja! udah ah kakak siap-siap ya! aku mau lihat yang lain”
          Akhirnya 1 jam kemudian Kak Giska resmi jadi istri Kak Dav. Di tengah-tengah acara, aku mulai sakit kepala dan mulai mual-mual lagi. Tanya pun langsung membawaku ke kamar. Untung aja pernikahan Kak Giska diadain di rumah coba kalau di luar, nggak kebayang deh kalau aku kambuh.
          Sesampainya di kamar, aku langsung di di beri cairan penahan sakit oleh Tanya.
“ Raysya… kamu di dalam ya??”
“ Tan nyokap gue… beresin Tan obat-obatnya”
“ Terus gimana donk nih?”
“ Gue ngumpet di kamar mandi, nah loe kasih alasan sama nyokap, gue nggak mau dia tahu gue kesakitan kayak gini”….
“ Ada apa tante??”
“ Raysya kemana ya Tan?? kok tante cariin nggak ada, dia ada di dalam nggak?”
“ Raysya lagi di kamar mandi,m… lagi di buang air…”
“ O… lagi buang air, tapi dia nggak kenapa-kenapakan?”
“ Ya.. nggak apa-apa donk. memangnya ada apa tante cariin Raysya?”
“ Mau ada foto-foto”
“ O… gitu, ya udah nanti kalau Raysya udah selesai kita turun kok”
“ ya udah, cepetan ya! M… Tanya… kok kamar ini jadi bau obat-obatan Rumah Sakit ya?”
“ Waduh… Tante… bisa aja, mana mungkin… Raysyakan nggak suka yang berbau Rumah Sakit”
“ Oiya… ya udah kita tunggu lho…”
“ Iya Tante…”
Setelah semua beres, mereka langsung ke bawah. Dikala Raysya sedang berfoto-foto, Tanya  di suruh untuk merekam dengan handycamnya. Malam harinya saat Tanya menghampiri aku di kamar, dilihatnya aku sedang kesakitan dan selang beberapa detik aku pingsan, Tanya pun dengan sigap memberikan aku oksigen.
         
          Beberapa hari kemudian, sebelum Raysya berangkat ke Rumah sakit untuk kemo, ia ke rumah Tanya terlebih dahulu.
“ Eh, Raysya…”
“ Tante… Tanya ada?”
“ Kayaknya sih lagi ke luar deh, kamu tunggu aja di kamarnya…”
“ Mari tante…”
Raysya pun menunggu di kamarnya Tanya, tanpa di sengaja dirinya menemukan buku diary Tanya… saat dibaca Ternyata dari pertama kali ketemu sama Ricky, dia udah suka. Pantesan waktu SMA kalau ngomongin tentang Ricky dia semangat banget… Tapi begitu suara Tanya tedengar Raysya langsung menaruh buku itu di tempat asalnya.
“ Hey Ra… udah lama? sorry ya, tadi gue beli sesuatu dulu di warung”
“ OK! Ya udah yuk kita kerumah sakit sekarang aja gimana?”
“ Ya udah!!”
kami  pun berangkat ke Rumah sakit dan aku langsung menjalani kemo.
          Setelah menjalani kemo aku dan Tanya pergi ke sebuah café untuk makan. Disana ku bertemu dengan Ricky. Sebenarnya sih aku udah rencanain biar bisa ketemu sama Ricky, Anita yang ajak Ricky ke café itu.
“ Hey… Ra, Tan… kok kalian bisa kesini sih?”
“ Kita mau makan…”
“ O… gitu… ya udah bareng aja disini. Nggak apa-apakan Ric?”
“ Nggak apa-apa kok”….
“ Oiya Ra… aku minta maaf ya! sebenarnya aku juga nggak pingin pertunangan ini terjadi”
“ Ya ampun Ric… udahlah aku udah tahu kok dari Anita… Sandra juga udah punya pacarkan, di amrik? Kan dari kemaren-kemaren kita udah damai… jadi nggak perlu di perpanjanglah”
“ Terima kasih ya Ra… Oiya Tan gue juga minta maaf sama loe…”
“ Sama Ric… maafin gue juga udah bikin loe bonyok kemaren-kemaren…”
“ Aduh… sorry ya gue ke toilet dulu, mau pipis” ucap Raysya, padahalkan dia nggak kebelet tuh, Cuma alasan doank. Saat sampai di toilet Raysya menelphon Anita.
“ Nit… jangan sebut nama gue, Ok!”
“ OK! ada apa?”
“ Loe sekarang cepetan ke toilet. Nggak pake lama”
“ Iya gue kesana…. Guy’s sorry ya gue mau pergi dulu sama temen gue, gue lupa kalau udah bikin janji sama orang…”
“ Gue gimana?”
“ Ya ampun… loekan udah gede, masa nggak bisa pulang sendiri? udah ah, kasihan tahu kalau mereka di tinggal sendiri. Duluan ya Tan…”
Anita pun langsung menemui Raysya di toilet yang jauh dari pandangan Ricky dan Tanya dan searah dengan pintu keluar café itu. Setelah itu mereka menuju parkiran untuk mengkempeskan ban mobil Tanya. Dan mereka pergi dengan taxi.
“Ra… loe beneran mau ngelakuin rencana ini?”
“ Ya beneran donk Nit. Gue harap loe bisa bantuin gue ya! gue bingung harus minta bantuan siapa lagi buat rencana gue ini”
“ Tanang aja! gue pasti bnatu loe kok. Tapi loe  beneran nggak apa-apakan? Ricky itukan….”
“ Nggak apa-apa… santai aja! Nah gue  udah zmz Tanya,                                kalau gue udah pulang, soalnya ada keperluan”
          Sementara itu saat Tanya ingin pulang ia kaget, ban mobilnya udah kempes.
“ Kenapa Tan??”
“ Ini ban mobil gue kempes…”
“ Ya udah bareng aja!”
“ Nggak usah deh, gue naik taxi aja”
“ Sayangkan, duitnya kalau buat naik taxi”
“ Oke Deh, sebelumnya thank ya!”
          Semenjak saat itu Ricky dan Tanya jadi sering ketemu tentunya dengan cara yang berbeda. Tapi sayangnya semakin hari mereka bertemu, semakin parah penyakit Raysya. Badannya semakin lemah… Dan setiap malam dirinya lembur untuk mengedit hasil rekaman yag selama ini ia ambil dengan handycamnya. Sampai suatu hari, karena kepalaknya sudah pusing banget, ia pun mencari obat yang dikasih sama Om Alex. Dan ia harus bonkar kamar untuk mencari obat tersebut. Setelah merasa sedikit baikkan Raysya pergi ke Rumah Sakit, untuk menjalani perawatan.
          Seminggu kemudian saat mamanya baru pulang dari luar kota, ia mengetuk pintu kamar Raysya, saat di dorong ternyata tidak di kunci dan mama langsung masuk gitu aja tanpa permisi.
“ Ya ampun… Raysya… berantakan banget sih kamarnya. Cewek tapi kamarnya kayak gini… mana bibi lagi pulang kampung lagi, ya udahlah aku aja yang beresin. Lho… obat apaan nih?? pantesan kamarnya bau obat-obatn kayak gini… ini map apaan ya!”
 Ternyata map yagn dibuka mama itu, map hasil pemeriksaan Raysya selama ini. Begitu tahu penyakit sang anak,  mama pun langsung memeriksa seluruh sudut kaamr Raysya. Dia menemukan WiG yang selama ini Raysya pakai. Alat suntik, dan beberapa alat bantu untuk bernafas dan tak tertinggal beberapa obat-obatan. Mama juga melihat tabungan Raysya yang habis untuk biaya Rumah sakit selama dirinya berobat. Tanpa berpikir panjang mama pun langsung mendatangi Om Alex di Rumah sakit.
“ Lex… jadi bener anakku kena Kanker otak?” Om Alex hanya mengangguk!
“ Sejak kapan? terus keadaannya sekarang gimana?”
“ Sejak kecelakaan itu. Kankernya udah menyebar ke seluruh tubuh. Udah stadium 3 lanjut…”
“ Dok… pasien 209 kritis…”
“ Apa?” tanpa menghiraukan mama. Om Alex pun langsung menuju ke kamar 209 yag tidak lain kamarku. saat mama berjalan di koridor rumah Sakit dan melewati Ruang ICCU, sang mama melihat Tanya sedang menangis di sambil duduk di lantai.
“ Tanya… kamu kenapa? Kamu tahu Raysya nggak?”
“ Tante…” Tanya langsung memeluk mama.
“ Kenapa?”
“ Raysya ada di dalem… dia kritis…”
“ Apa??” mama pun shock dan langsung pingsan. Tak berapa lama kemudian… mama sadarkan diri.
“ Tasya… kamu baik-baik ajakan??”
“ Vina… gimana keadaan anakku?”
“ Dia udah bisa ditangani… kamu tenang aja ya!”
“ Aku bukan ibu yagn baik buat anak-anakku…”
“ Kamu jangan bilang begitu… Sekarang kamu jangan pikirin hal-hal yang nggak penting. Raysya lagi butuh dukungan kamu sebagai ibu… kita harus optimis Raysya bisa melewatkan ini semua…”
          Seminggu kemudian Raysya sadar… dan sang mama terlihat sedih… banget…
“ Sya… kamu jangan begini donk! mama ini orang tua kamu… perlu tahu tentang anak-anaknya… mama nggak suka kamu begini…”
“ Maafin Sya ya mom… kalau udah ngerepotin dan bikin semua orang panic…” Beberapa saat kemudian mama menemui Tanya yang sedang duduk di sendirian di kantin.
“ Tan… terima kasih ya! kamu udah temanin Raysya selama ini…”
“ Tante… semua orang harus tolong menolong… semua itu nggak sebanding, kayak apa yang keluarga tante kasih ke Tanya… Setiap pagi Tanya di kasi sarapan… di ajarin sama Raysya… dibolehin nginep… diberikan kasih sayang… yang nggak akan Tanya dapetin di rumah Tanya sendiri…”
“ Tanya… tante bingung harus gimana lagi…”
“ Tante… yang sekarang kita lakuin hany bisa berdoa dan memberikan support sama Raysya…. Dan tante jangan gampang nyerah… Sebenarnya… OM Alex memvonis hidupnya Raysya hanya sebentar… sebelum Tahun Baru… tapi dia bisa bertahan sampai satu bulan lebih… katanya… dia mau hidup lebih lama lagi asalkan Tante terus bahagia…”
  Mom… bener apa kata Tanya… sekarang mendingan kita rencanain gimana perayaan ultahnya Raysya yang tinggal seminggu lagi… siapa tahu dia bisa senang…”          
          Mereka pun mempersiapkan pesta ultah Raysya di puncak… kota berjuta memori… 2 hari menjelang pergantian umurnya Raysya… mereka semua sudah berangkat tentunya dengan segala persiapan. Esok harinya Raysya masih mengedit gambar yang diambilnya.              
          Beberapa saat setelah perayaan ulang Tahunnya Raysya tamapak lemas sekali.
“ Ra… loe  kenapa?”
“ Tan… kayaknya gue udah nggak kuat deh… gue udah lemes banget…”
“ Ra… Loe nggak boleh ngomong kayak gitu… coba deh loe inget-inget lagi, dulu kata Om Alex loe divonis sebelum Tahun Baru loe udah nyusul bokap loe sama Eric… tapi apa Ra?? sampai sekarang loe masih bertahankan??”
“ Tan… gue bertahan karena ada tugas yang mesti gue selesaiin, tapi tugas itu sekarang udah mulai selesai… tinggal gimana loenya aja!”
“ Maksud loe apaan sih Ra?”
“ Sebelum gue pergi, gue mohon… jangan pernah nipu hati loe… Gue tahu loe itu cinta sama Ricky… dan gue rela kalau dia jatoh di tangan loe…”
“ Loe itu jangan ngelantur deh Ra…”
“ Seenggaknya itu yang di sampein Eric di mimpi gue Tan… Gue mohon sama loe… ikutin apa kata hati loe… dan satu hal lagi… gue mau loe lindungin sahabat-sahabat kita…”
“ Ra… udah ah jangan ngomong kayak gitu… serem tahu…”
“ Tan… kata nyokap gue setiap manusia itu pasti akan meninggal… termasuk gue… terus kata papa kalau waktunya udah pas dia akan ngajak gue… dan loe tahu nggak Tan… dari kemaren papa sama Eric udah ada di sini…”, Raysya kayaknya emang mau pergi sih… dan tugasnya udah selesai, tinggal gimana nasib Tanya yang udah di deketin sama pujaan hatinya…, Tapi ternyata obrolan mereka di dengar oleh sang mama…
“ Rey… aku mohon… jangan ajak Raysya sekarang… aku belum siap… kalau harus kehilangan dia… Aku belum bisa jadi Ibu yang baik buat dia… aku baru tahu penyakitnya Rey… Aku mohon….”
“ Nas… kamu jangan sedih…”
“ Rey… kamu…”
“ Nas… ini semua udah takdir… kamu harus percaya di balik ke pergian Raysya pasti ada kebahagiaan lain yang menunggu…”
          Beberapa saat kemudian…
“ Tante… Raysya…. ada di klinik…. lagi sekarat…”
“ Apa?”…
“ Nas… Raysya ingin di dekat kamu saat ini…”
“ Rey… aku harap kamu nggak sungguh-sumgguh”
“ Maafin aku Nas…”
Sang mama pun langsung menuju klinik…
1 jam kemudian… Tanya yang ikut menangani Raysya keluar dengan ekspresi wajah yang sangat sedih…
“ Tan… gimana keadaan Raysya??’
“ Tanya jawab kakak!!!”, Tanya pun lemas di pelukan Sonya… “ Son… gue bukan sahabat yang baik buat dia… gue bukan sahabat yang baik Son…”,
                             ……………………………..
          Persis perkataannya, Raysya di makamkan di samping Eric… emang bener ya! Jodoh… Rezeki… dan Nyawa kita tuh udah takdir dan udah jadi harga mati untuk setiap manusia… tapi seenggaknya… Raysya udah terbebas dari penyakit yang di deritanya selama ini… meskipun banyak orang yang sedih karena kepergiannya…
          Setelah kepergiannya, Raysya berhasil membuat semua orang kagum melihat semua gambar yang di ambilnya sejak dulu sampai detik-detik kematiannya… karena pas hari ulang tahunnya, dia sendiri yang mengambil gambar… di video itu semuanya sadar, kekuatan cinta sejati itu nggak pernah kalah dengan apapun, bahkan kematian sekalipun…
          Dan… Ricky… juga telah sadar kalau Raysya itu orangnya tepat janji… buktinya, ia janji kalau dirinya nggak akan tinggalin Ricky… kecuali kematian yang pisahin mereka… Dan setidaknya dengan kepergian Raysya ada kebahagiaan lain… Tanya telah menemukan cinta sejatinya dengan Ricky, Sang mama telah mengangkat Tanya menjadi pengganti Raysya, sementara sang kakak mendapat seorang anak dari buah pernikahannya. Dan semua… pasti bahagia… karena itu udah jadi takdir mereka…


Y True Love Y
           

  

0 komentar:

Posting Komentar