Minggu, 29 Mei 2011

bab 6 (True love)

BAB 6

          Semenjak kejadian itu, Raysya seperti orang linglung, dan ia masih nggak percaya. Setiap saat ia terus kepikiran tentang hal itu, sampai-sampai sakit kepalanya kambuh lagi dan Raysya kembali muntah-muntah. Karena penasaran, ia pun langsung mencari di internet. Saat melihat informasi tentang penyakit kanker, dirinya masih nggak percaya “ini pasti salah, aku nggak mungkin punya penyakit kanker… terutama kanker otak. di situ di jelaskan ada faktor genetic, tapi siapa yang punya penyakit itu? papa Ray meninggal bukan karena penyakit kanker… mama juga nggak punya penyakit itu, lalu apa?? apa penyebabnya?? Oiya, Om Alex… dari dulu Om Alex dan keluarganya udah tanganin keluarga aku kalau ada yang sakit” pikirnya saat membuka situs tentang penyakit kanker. Tanpa pikir panjang Raysya  pun langsung mencari kunci mobil dan segera menuju Rumah Sakit.

“Sya… kamu mau kemana?”
“ Aku mau pergi sebentar…”
“ Sya… mama masakin makanan kesukaan kamu lho…”
tanpa menjawab pertanyaan sang mama, Raysya pun langsung tancap Gas.
“ Giska… Giska…”
“Ada apa mom??”
“ Giska… kamu cepetan kejar Raysya, dia tadi pergi buru-buru. Mama takutnya dia ngebut…”
“ Aduh, mama ini gimana sih? Raysya kan emang udah biasa ngebut”
“ Tapi Gis… perasaan mama itu nggak enak banget…”
“ Mama tenang aja ya! nanti Giska telphon deh”
“Beneran Gis… mama khawatir sama dia, sudah beberapa bulan ini tingkah dia sedikit berubah, dan tadi dia pergi mukanya pucat dan buru-buru banget, terus jalannya juga rada sempoyongan. Mama khawatir ada apa-apa sama dia”
“ Ya udah mama tenang aja ya!!!”
         
          Sesampainya di Rumah Sakit, Raysya langsung menuju Ruangannya Om Alex, tapi beliau sedang ada pasien. Raysya pun menuju Ruangan Tante Vina yang kebetulan sedang tak ada pasien.
“Sya… kamu kenapa?”
“ Tante, jawab yang jujur… sebenarnya Sya sakit apa?”
“ Muka kamu pucat sekali… Tante periksa ya!”
“ Nggak perlu… Sya Cuma butuh jawaban…”
“ Sya duduk dulu ya!”
“ Tante jangan bertele-tele deh... SYA SAKIT APA???”
“Sya… kamu baik-baik aja sayang, maka dari itu tante periksa dulu ya!”
“ TANTE…”
“ Raysya… kamu nggak pantes ngebentak orang yang lebih tua, seperti itu… kamu duduk dulu!!” ucap Om Alex yang tiba-tiba muncul.
“ Maafin aku Tante… Sya emosi…”
“ Nggak apa-apa tante ngerti…”
“ Om… sebenernya Aku sakit apa? kalau Sya, baik-baik aja, nggak mungkin donk, Om nyuruh aku control dan setiap hari harus minum obat. Tadi Sya buka tentang penyakit kanker, dan pas di baca… gejala penyakitnya…”
“ Dugaan kamu bener Sya… Kamu terkena penyakit kanker… Kanker Otak… dan ini hasil pemeriksaannya”
Raysya pun mengambil hasil pemeriksaan itu dan kenapa banyak sekali ada 5 map, bukannya 1 saja sudah cukup ya? tapi kok banyak ya?
Raysya pun membuka map yang pertama, disana di jelaskan tahun 2005 dirinyaterkena gagar otak ringan… lho kok…?gagar otak ringan sih?
“ Om Sya nggak ngerti… kenapa 2005 aku gagar otak?? terus kenapa sekarang jadi kanker? tunggu deh, 2005 aku sama Eric…”
“ Kamu bener Sya… 2005 kamu sama Eric mengalami kecelakaan, Eric meninggal sementara kamu di diagnosa mengalami gagar otak. Pas Om teliti dan melihat hasil ronsen kepala kamu, Om ragu, maka dari itu hasil dianosanya Om bawa ke rumah sakit di singapur. Terus selang beberapa waktu, kamu periksa lagikan? ternyata kamu terkena tumor otak… itu diagnosa yang ke 2 dan ke 3 menjelaskan seperti itu, setelah itu tim ahli di singapura sempat mengatakan kamu menderita penyakit kanker otak… karena nggak percaya Om sama tante pergi ke luar negri lagi untuk memastikan penyakit kamu dan ternyata benar… kamu terkena penyakit kanker otak…”
“ Kalau Om tahu dari dulu apa penyakit Sya, kenapa diem aja? kenapa nggak kasih tahu Sya?”
“ Sya…waktu di Puncak, Omkan sudah bilang sama kamu, Om belum yakin sama hasil pemeriksaannya. Maka dari itu Om pergi ke Singapur untuk memastikannya…”
“ Sya… kamu yang tabah ya!, Tante juga heran dan sempat nggak percaya… ternyata selain Alm.papa kamu menurunkan sifatnya ke kamu dia juga menurunkan penyakitnya ke kamu…”
“ Penyakitnya?? maksud tante… papa Ray punya penyakit… tapi bukannya papa sakit jantung sama ginjal?”
“ Selain benturan yang ada di kepala kamu itu salah satu faktor penyebab penyakit kamu mungkin.. karena faktor genetik, sebenarnya papa kamu terkena kanker otak yang sangat parah… kita sengaja untuk tidak memberi tahu kamu, karena kita takut, kamu akan kecewa dan kita takut kalau penyakit itu akan turun ke kamu… dan ternyata…”
“ Lalu… kebohongan apalagi, yang Sya nggak tahu??”
“ Sudah Sya hanya itu aja. om harap kamu bisa jaga kesehatan kamu… dan mau menjalani terapi… kalau tidak…”
“ Sya akan bernasib sama kayak papa, Om mau bilang itukan? berapa lama? setahun? sebulan? atau… besok Sya akan nyusul papa?”
“ Sya… kamu jangan gitu… kita akan bantu kamu untuk penyembuhan penyakit kamu…”
“ Sya tahu sampai sekarang belum ada obatnya untuk penyakit Sya… Kemo nggak cukup buat nyembuhin penyakit Sya… bahkan kemo juga bisa bikin parah penyakit… yak an Om??”
“ Raysya kamu jangan patah semangat gitu donk!!, maka dari itu kamu harus rajin berobat”, Raysya pun beranjak dari tempat duduknya dan menghapus air matany.
“ Kamu mau kemana?”
“ Sya udah tahu jawaban dari pertanyaan Sya, Om… Tante… aku pamit dan jangan sampai ada orang lain yang tahu tentang masalah ini, Permisi…” Aku pun langsung keluar dari ruangan Tante Vina, saat itu pikirannnya sangat kacau… sekali. Selama ini semuanya udah bohong, papanya meninggal karena kanker… dan nggak lama lagi Raysya akan nyusul papanya…
          Saat Raysya berada di parkiran… dirinya pingsan dan langsung di bawa ke R. UGD oleh para suster… Selama 2 hari Raysya nggak sadar-sadar, dan setiap 1 jam Om Alex atau tante Vina melihat keadaannya.
“ Sya… syukurlah kamu sudah sadar…”
“ Sya di mana Tante??”
“ Kamu di R. UGD… udah 2 hari kamu nggak sadar… Sya dari kemarin keluarga kamu telphonin kamu mulu Lho… sampai-sampai mama kamu datang kesini dan dia curiga karena ada mobil kamu di parkiran”
“ Terus tante bilang apa? mama udah tahu penyakit Sya?”
“ Belum, belum ada yang tahu tentang penyakit kamu… Sya sebaiknya kamu kasih tahu deh mama kamu…”
“ Sya takut mama khawatir…”
“ Ya sudah… kamu istirahat ya! jangan terlalu di pikirin… karena itu dapat mempengaruhi kesehatan kamu. Tante mau temuin pasien dulu ya! kalau ada apa-apa panggil Om atau Tante aja… atau Suster…”
“ Makasih ya Tante…”
“ Kamu istirahat ya!!!”
          3 hari kemudian, Raysya baru bisa pulang. Sesampainya di rumah, berjuta pertanyaan datang.
“ Sya… mama khawatir sama kamu… Lain kali kalau pergi bilang-bilang dulu ya! dari kemarin perasaan mama nggak enak banget…”
“ Mama yang penting sekarang Sya ada di rumahkan?”
“ kamu benerkan nggak kenapa-kenapa?” aku hanya  bisa mengangguk.
“ Oiya dari kemarin Ricky juga cariin kamu dan kita laporin kamu ke polisi. Tanya juga telphonin kamu… dia khawatir sama kamu. Jangan kamu ulangin lagi ya!!”
“ Iya… mom Sya capek, mau istirahat dulu”
“ Ya sudah nanti, kalau mau makan malam, mama panggil ya!” Raysya pun mengangguk lagi.
          Saat makan malam, Raysya yang biasanya lahap kalau lihat makanan kesukaannya, malam itu ia sama sekali nggak nafsu…
“ Sya, kok makanannya Cuma di lihatin aja sih?”
“ Iya nih mubazir taw, lagi pula tumben amat sih,inikan makanan kesukaan kamu” ucap kak Giska…
“ Oiya Gis, besok pesawatnya berangkat jam berapa?”
“ Kita kan ambil penerbangan kedua, jadi ya sekitar jam 8 gitu deh, kenapa emangnya?”
“ Papa belum siap-siap, terus nanti malam harus lembur ada data perusahaan yang harus di selesaikan”
“ Besok, Dav ikut nggak??”
“ Nggak, dia ada meeting sama client jam 7”
“ Tunggu deh, pada mau pergi kemana?”
“ Oiya, kita lupa bilang sama kamu, besok kita mau ke Paris, ada urusan, sekalian kabarin rencana pernikahan kakak kamu… sama keluarga yang ada disana, sekalian ziarah”
“ Ke Paris??”
“ Iya, kamu sih kabur tiba-tiba, jadi nggak tahu deh. Kamu jaga diri ya! kita disana nggak lama kok, hanya seminggu. Nanti setiap hari mama atau papa hubungin kamu…”
“ Sya boleh ikut??”
“ Kamukan kuliah, gimana sih? sayang lho kalau tinggalin kuliahnnya”
“ Iya nih, ngapain sih ikut-ikut segala, adikku tersayang kamu jaga rumah aja ya, lagi pula kasihan donk, bibi sendirian disini”
“ Apa salahnya sih, kalau aku ikut? lagi pula kan aku udah lama banget nggak kesana. Siapa taw aja besok-besok nggak bisa kesana. Sekali-kali liburan sama keluarga sendiri nggak apa-apa kan?” Raysya pun membanting bendok dan garpunya dan langsung mengurung diri di kamar.
“ Sya… buka pintunya donk! kita bicara baik-baik ya. Mama mau ngomong sama kamu, Sya…”
“ Sya kamu jangan kayak anak kecil deh, udah kuliah tapi masih kayak gini”
“ Giska, jangan ngomong gitu, kalau dia tambah ngambek gimana? pah, ambil kunci cadangan gih, mama takut ada apa-apa sama dia” tak berapa lama mereka bisa masuk.
“ Raysya, kamu kenapa? nggak biasa-biasanya kamu kayak gini. Biasanya juga kalau papa atau mama pergi kamu santai-santai aja, dan milih pergi sama temen-temen kamu. Ada apa? cerita donk sama mama”
“ Aku mau, kita kumpul-kumpul kayak dulu lagi. Apa salahnya sih, kalau aku ikut, aku kan juga mau liburan mumpung masih bisa, aku juga mau ziarah, ke makamnya opah disana”
“ Sya, kita disana nggak jalan-jalan kok. perjalanannya aja jauh, terus kita juga harus pergi ke tempat-tempat saudara buat kabarin pernikahan kakak kamu… terus kita langsung ke Surabaya, buat ziarah ke makam papa kamu dan juga kabarin keluarga disana. kalau kamu ikut, emangnya nggak capek? lagi pula kamukan harus kuliah, kamu nggak mau kecewain mamakan, Cuma gara-gara prestasi sekolah kamu buruk? Kita semua sayang kamu… apalagi mama. Cuma kamu harta yang paling berharga buat hidup mama”
“ kalau suatu hari nanti Sya pergi tinggalin mama gimana?”
“ kamu mau pergi kemana?... Mmm… Tapi kalau kamu pergi mama akan cari kamu, kalau perlu mama nyusul ke tempat kamu berada”
“ mama jangan ngomong gitu, kalau aku nyusul papa masa mama juga ikut sih? papa farid sama kak Giska kan butuhin mama”
“ Sya, gini ya. semua orang pasti akan meninggal, jadi mama nggak perlu takut, karena kalau kita udah di takdirin Tuhan untuk menghadapnya masa kita menghindar? seperti Alm. papa kamu dia sudah di takdirin seperti itu terkena penyakit parah lalu meninggal”
“ Maksud mama papa kena kanker?”
“ Kamu tahu dari mana? m…Ya sudahlah, jangan di bahas lagi, kasihan Alm. papa kamu. Udah tenang-tenang disana, malah kita omongin. Kamu tidur ya! besok mama mau kamu sebelum ke kampus udah Fresh… nanti sebelum mama berangkat, mama masakin makanan kesukaan kamu deh, mama tinggal ya!”
“ mama disini aja!”
“ Kamu mau mama temenin ya! ya udah, aduh… bayi mama yang manja tidur ya! kamu itu udah gede tapi kayak bayi… cuph… cuph”
“ Mama…” mereka pun tertawa. Sangmama emang paling bisa hibur hati anaknya yang satu itu. Ya maklumlah diakan pernah ambil jurusan psikologi, jadi  paling tau dah tuh kalau masalah kayak gitu. Tapi pas nikah sama papa Farid jadi nyasar, malah jadi pengusaha butik…
          Esok harinya, Raysya sangat berat untuk melihat keluarganya pergi ke PAris. Di bandara Raysya berusaha tegar, tapi pada saat perjalan ke kampus, sambil terus nyetir, Raysya tak henti-hentinya mengeluarkan air mata. Sesampainya di Kampus, dirinya merasa asing banget. Udah hampir seminggu Raysya nggak masuk kuliah. Padahal waktu sekolah dulu, kalau udah kesingan dikit, kata Tanya, sahabatnya yang satu itu udah kayak kebakaran jenggot. Tapi sekarang, Raysya udah kayak menomor 5 kan kuliahnya, padahal dulu pendidikan itu di posisi 3 setelah mamanya dan keluarganya yang lain termasuk para sahabatnya.

0 komentar:

Posting Komentar