Selasa, 10 Juni 2014
Hidup dan Pilihan
Pernah anda bertanya di dalam hati terkecil anda
tentang arti kehidupan? Atau pernah terlintas dipikiran anda sebuah pertanyaan,
untuk apa saya hidup didunia ini?
Kalau saya sih iyaaaaa, hehhe J,
pertanyaan itu terkadang terlintas di dalam pikiran saya dan akan sering muncul
ketika saya sedang sendiri. :)
Hmmm, hiduppp… tak ada kalimat yang pasti untuk
mendefinisikan kata tersebut. jujur terkadang saya masih bingung ketika ada
orang yang berkata, coba jelaskan pengertian hidup menurut anda!!!! Pasti
kalimat yang pertama dikeluarkan… “hidup ituuuuuuuu, apa yak??? Hehhehheh” … ya
maklumlah anak muda, terkadang jiwa mereka labil (termasuk saya).
Seiring dengan berjalannya waktu, berjalannya usia
dan berjalan-jalan lainnya yang bisa dijalankan. Saya dapat memilih kalimat
yang cocok untuk kata tersebut di dalam
pikiran saya.
“hidup itu adalah pilihan” pasti basi
ya mendengar atau melihat kalimat itu, tapi percaya deh itu yang terjadi
sesungguhnya. Contoh.. ketika saya diberikan pilihan untuk lulus dari perguruan
tinggi, mau lulus lewat jalur kompre atau skripsi? Mau tidak mau, suka tidak
suka saya harus memilih diantara kedua pilihan tersebut. tentunya diantara
pilihan tersebut terdapat resiko yang harus saya ambil nantinya. Lalu saya
tanamkan sebuah kalimat didalam otak saya yaitu “saya pilih skripsi!!”.
Banyak orang yang bertanya, “kenapa harus skripsi?
Kan ribet dan lama prosesnya” atau pertanyaan lain seperti “katanya mau cepet
lulus, kok milihnya skripsi bukan kompre?” dan masih ada pertanyaan-pertanyaan
lain yang terkadang membuat hati dan pikiran saya CAPEK, hehehhe v^^
Dari pertanyaan itu saya menjawab… “bukannya hidup
itu adalah pilihan? Ini yang saya pilih untuk hidup saya, ini yang saya inginkan.
Saya telah memilih ini dan saya tahu ada resiko didalamnya. Mau tidak mau, suka
tidak suka saya akan tetap jalani ini semua karena saya yang memilih ini.
Masalah hal yang terburuk yang nantinya akan terjadi sama saya, itu tidak ada
masalah karena ini yang saya pilih”
Atau contoh lain (ini biasanya yang paling disukai) yaituuu
cinta / pasangan. Pernah mendengar atau melihat kalimat “cinta itu harus
memilih”, mungkin ada beberapa orang yang tidak setuju dengan kalimat tersebut, tetapi saya setuju akan kalimat
tersebut. kenapa tidak??? Kebayang kan kalau setiap pasangan kita, si pasangan memiliki lebih dari satu pasangan dan dia
tidak bisa memilih diantaranya. Saya yakin pasti itu rasanya JELEB banget. Tidak
perlu saya jelaskan panjang lebar pasti anda semua mempunyai imajenasi
masing-masing.
Atau contoh lain seperti ketika saya membuang
botol-botol minuman atau apapun itu yang dinamakan barang sudah tidak terpakai
(menurut saya). Ketika saya buang ke dalam ember sampah depan rumah, lalu ada
yang bertanya “mbak botolnya boleh saya ambil?” lalu saya menjawab “oh iya
silahkan”
Yang kita anggap tidak berguna, kita anggap sampah,
kotor dan apapun itu bisa jadi bermanfaat atau bahkan memberikan nilai ekonomi
yang tinggi untuk orang lain. Dan dari botol-botol itu atau apapun itu yang
dari ember sampah bisa membiayai kehidupan mereka sehari-hari. Dan mereka yang
menjalaninya terlihat senang, dan terlihat bangga ketika anak-anak mereka bisa
sekolah dari pekerjaan mereka yang mungkin dianggap rendah oleh sebagian orang.
Ketika mereka dianggap rendah oleh sebagian orang justru terkadang mereka meninggikan derajatnya dengan tingkah lakunya. Hidup itu tergantung bagaimana kita yang menjalani. Kalau kita menginginkan hidup yang menyenangkan insyaallah akan menyenangkan. Tapi kalau kita menggerutu akan kehidupan yang dijalani ya gimana yahhhh??? Kita aja enggak bisa mengenakan hidup, bagaimana hidup akan mengenakan kita? Iya enggak?
Bersyukur saja atas apa yang terjadi, memang semua
itu tidak lepas dari yang namanya takdir, tapi kita tidak bisa kan pasrah dengan
takdir begitu saja..
Istilah kasarnya atau istilah gaulnyaaaa ituuuuuuuu
“INI PILIHAN LOE, INI YANG LOE MAU, JADI LOE HARUS
MENJALANI INI SEMUA, ENGGAK BOLEH NGELUH, TETAP NIKMATI, KARENA INI PILIHAN LOE
DAN INI UNTUK HIDUP LOE, UNTUK KEBAIKAN LOE, BUKAN UNTUK ORANG LAIN”
Selasa, 13 Mei 2014
TIMBUL TENGGELAM yang sulit tenggelam..
PART_1
Kalau hati yang lagi
galau itu enaknya ngumpul sama temen-temen, ketawa-ketiwi, pokoknya kegiatan
yang bikin happy lah yah. Siang itu Aerhien yang sedang kebingungan karena
kesepian iseng menghubungi teman-temannya, dan ada satu kontak yang membuatnya
teringat sesuatu. Tanpa pikir panjang, ia langsung menulis sesuatu..
“Haiii ries”
Menunggu balasan yang
cepat tak kunjung datang, satu jam kemudian ada message di handphonenya.
“hai juga Rhien,
kenapa?”
“gmn kabar? Masih
hidup? Kirainn udah mati, :P”
“kalau udh mati gk
bakal bisa bless ms lo ini rhien -.-)”
“hahhaah, iya juga sih.
Lagi sibuk apa ries sekrng?”
“biasalah anak muda, lg
sibuk bernafas sama menata hidup”
“gaya bangettt ini
orang, huuuu”
“hahahha, knp rhien,
tumben sms gue, kirain udh lupa”
“gklah, msa gue lupain
tmn, hahhaha”
“ohh jd cma tmn doang
nih??”
“ hahhah, emang maunya
apa? Kekasih hati?”
“ya siapa tau gtu,
ckckkc”
“oiy ries lo bsok free
gak? Jalan yuk lah, lagi mles di rmh nih”
“capek neng kalau jln
mah, mnding sini naek motor breng sama abang, hehhehe”
“ arrrggggghh zzzzzz…..
-.-)”
“hahhha, mau jln kmn
rhien?”
“ nonton yuk, ada film
baru tuh di bioskop, kata tmn gue sih rame, gmn?”
“boleh, jam brp? Dmn?”
“jam 5 subuh di pasar,
hahha”
“sumpah, lucu lo -.-)7”
“hahhaha, jam 3an aja
yuk di tempat biasa”
“okeh siappp tuan
putriii J”
Tepat jam 3 sore
keesokkan harinya Aries sudah sampai di depan rumah Aerhien. Tanpa
berlama-lama, mereka pun langsung menuju bioskop terdekat.
Awalnya sih canggung,
tapi tak butuh waktu lama hanya dalam waktu 10 menit suasana menjadi cair.
Aries memperlakukan Aerhien seperti pacarnya, begitupun sebaliknya. Pegangan
yang erat, sentuhan yang hangat penuh dengan kasih sayang, dan lainnya. Saat
itu Aries memang sudah punya kekasih, dan Aerhien juga. “MEREKA SELINGKUH”
tidakkkkk, tidak selingkuh hanya berusaha menjalin silaturahmi aja kok :P. Beberapa
kali Aries mencium pipi dan kening Aerhien, tapi wanita berusia 21 tahun itu
tidak berontak.
Film tentang pembunuhan
ternyata membuat mereka sedikit ngilu, karena cara membunuhnya yang terlalu
sadis. Lebih sadis dari lagunya Afgan, hahhaha. Sebenarnya Arhien tidak ada
masalah dengan film itu, karena memang dia suka film horor dan bergendre
pembunuhan, tapi ia orangnya tidak tegaan.
“tuhhkan, siapa suruh
nonton film inii, gegayaan sih jadi orang”
“kan penasaran Ries.. L”
“yaudah sini-sini”
Aries pun merangkul wanita yang pernah menjadi kekasihnya itu. Dan tanpa ada
rasa canggung Aerhien pun memeluk Aries, dan untuk kesekian kalinya pria itu
mencium kening Aerhien. Film berakhir dan itu berarti kebersamaan mereka pun
berakhir. Karena tujuannya hanya nonton, ya habis nonton langsung pulang,
hahhaha.
Karena teringat dengan
kekasih hati, tiba-tiba Aerhien merasa canggung saat di parkiran.
“kenapa Rhien?”
“enggak apa-apa, hayu
ah pulang”
“yaudah cepet naek”
…………………………….
“Rhien, loe enggak
anggap gue sebagai tukang ojek loe kan?”
“kenapa emangnya?”
“jangan pegang bahu
guelah, kayak lagi ngojek aja”
“terusss??”
“sini mana coba liat
tangannya” Aerhien pun menyodorkan tanggannya.
“pegangnya tuh disini,
biar keliatan akrab” Aries menaruh tangan Aerhien di perutnya, maksudnya sih
biar Aerhien meluk. Awalnya sih Aerhien tak mau, tapi tak lama kemudian ia
memeluk Aries dengan erat dan sedikit meneteskan air mata.
“thank ya Ries udah mau
nemenin gue hari ini”
“iya sama-sama” Aries
tahu keadaan Aerhien yang sedih, karena mereka telah saling mengenal sejak
lama. Sepanjang perjalanan pulang mereka
tak saling bicara tapi pelukan Aerhien yang begitu erat telah menggambarkan
semuanya. Tak jauh dari rumah Aerhien, Aries tiba-tiba berhenti.
“Rhien, are you oke?
Sebentar lagi kita sampai rumah loe, hapus ya air matanya”
“gue enggak nangis kok”
“masih aja sih
pura-pura sama gue. Udah ya jangan sedih lagi”
“okeh” Aries pun
mencium lembut kening Aerhien dan langsung tancap gas menuju rumah sang mantan
kekasih.
Sekitar 10 menit
setelah Aries pamit pulang, Aerhien langsung menyalakan Handphone dan menelpon
Nudi (kekasih hatinya). Begitu pun Aries, ia menelpon Syarah (sang pujaan
hati). “aku otw rumah kamu, kamu siap-siap kita keluar malam ini”. Telah
menjadi kesepakatan mereka berdua, selama nonton handphone di nonaktifkan, biar
enggak ada yang ganggu.
Aries dan Aerhien
sebenarnya masih saling sayang, tapi mereka tidak bisa bersatu. Ya kalau lagi
sama-sama kangen paling menyempatkan waktu untuk berdua seperti nonton, dan
lain-lain. Wanita itu kalau lagi sedih pasti pingin di dekat prang-orang yang
ia sayangi. Seperti Aerhien yang butuh seseorang karena sedang ada masalah
dengan pacarnya yang keberadaannya jauh disana. Yuph Aerhien LDR-an sama
pacarnya. Sementara Aries jarang bertemu sama pacar karena kesibukan
masing-masing.
DISAAT RASI BINTANG DI HATI UDARA
BAB 6
Hari
itu jam kepulangan lebih cepat dari biasanya karena dosen berhalangan hadir.
Seperti biasa Aerhien dan Aries pulang
bersama, saat di tengah perjalanan..
“hmmmmmmm,
Ries entar boleh muter-muter dulu enggak keliling kompleks sebentar?” ucap
Aerhienn yang tiba-tiba menaruh dagunya dibahu Aries
“kenapa?”
“lagi
bosen, lagi males pulang, jadi pingin muter-muter aja dulu”
“dasarrr
cewek…” Aries pun terus melaju, tapi bukan ke arah pulang melainkan kesuatu
arah yang berlainan yang tentunya membuat Aerhien terheran. Ternyata mereka
berbelok arah suatu mall.
“Ries,
kok kita kesini sih? Mau ngapain? Loe mau belanja?”
“katanya
lagi bosen, dari pada keliling kompleks yang enggak jelas, mending kita nonton
disini. Ada film baru yang belum gue tonton dan pasti loe juga belom nonton ini
film”
“kenapa
jadi gue patokannya?”
“ya
karena kita sama-sama sibuk kuliah, terus pulang siang baru hari ini aja kan?
Dan ini film baru keluar beberapa hari yang lalu”
“hmmm
gitu yahhhh, tapiii Riessss”
“entar
kita jam 8 malam udah di rumah loe”
“tapi
Riesss”
“jangan
kkebanyakan tapi, udah nurut ajah”
“yaudah
deh”
Setelah
memesan tiket mereka pun nunggu di bangku yang telah disediakan di bioskop
tersebut, karena kurang dari 30 menit lagi film mulai, mereka mengisinya dengan
main game di handphone masing-masing.
“Riess,
boleh nanya?” ucap Aerhien sambil sibuk memainkan handphone layar sentunya,
begtu pun Aries saat menjawab pertanyaan dari Aerhien
“Apa?”
“kenapa
tiba-tiba loe ngajak gue nonton disini?”
“kan
alasannya udah ue kasih tahu tadi, perlu di ulang?”
“hanya
itu alasannya? Enggak ada yang lain?”
“
yuph hanya itu”
“
oiya Riess, loe masih mau tebengin gue kalau pulang ataupun berangkat?”’
“kita
searah kan? Saling ngebantu apa salahnya, dapat pahala juga kan?”
“hmmm,
Riesss, kok gue ngerasa loe berubah yah?”
“berubah
gimana?”
“ya
berubah aja, perasaan aries yang sekarang itu lebih cuek”
“perasaan
loe aja kali”
“tapi
bener lho Ries, bahkan di kelas aja loe kayak menghindar dari gue, terutama di
depan anak-anak. Boro negur, ngelirik aja enggak”
“biasa
aja kayaknya”
“loe
enggak suka sama gue? Loe enggak suka kalau diledekin sama anak-anak tentang
kita berdua?”
“biasa
aja”
“
terus kenapa? Jujur gue lebih suka Aries yang dulu. Lebih ramah, lebih
nyenengin deh pokoknya, enggak kayak sekarang”
“gue
juga lebih suka Aerhien yang dulu, enggak bawel kayak sekarang”
“gue
bawel yah orangnya? Maaffff”
“Riessss,
boleh nanya??”
“nanya
apa lagi? Kirain udah kelar nanya nya”
“kalau
gue pingin sama-sama terus sama loe, boleh?”
Aries
hanya diam membisu sambil terus bermain game.
“kok
diem Ries?? Mulutnya habis kena lem yahhh?? Ckckkckckc, becanda Riessss, jangan
kaku gitu ahhh, hahhaha” ledek Aerhien yang juga masih bermain game di
handphonenya. Tak lama kemudian pengumuman pintu bioskop sudah terdengar dan
mereka berdua pun masuk ke dalam ruangan. Saat ruangan sudah gelap, Aries memulai
pembicaraan sambil menatap layar.
“Rhiennn”
“iyaaaaa”
“sekarang gantian gue
yang nanya sama loe”
“apa?”
“loe mau sama-sama
terus sama gue?”
“haaaa????”
“kok ditanya malah haah
sih jawabannya?”
“itu kan pertanyaan
gue, kenapa lo tanyain lagi ke gue, enggak kreatif”
“emang enggak boleh
kalau gue Tanya begitu ke loe?”
“boleh kokkkk, yaudah
ahhh ssssttttttt jangan berisik filmnya udah mulai”
Suasana hening sejenak….
“jadiii jawabnnya
apa??” Aerhien pun menarik nafas yang panjang lalu membuangnya dan kemudian
menyenderkan kepalanya kebahu Aries dan memegang lengannya lalu berucap “ love
you”
Aries pun menyambut
kalimat itu dengan senyuman dan mengelus kepala Aerhien dengan lembut lalu
menyelipkan jarinya di selah-selah jari Aerhien.
Mereka pun menikmati
film tersebut sampai selesai. Setelah nonton mereka langsung pulang karena
sudah sore. Saat di depan rumah Aerhien Aries berucap.
“mulai besok, gue akan
pastiin loe bener-bener sampai di dalam rumah dengan selamat, enggak di depan
rumah seperti ini ataupun di depan jalan sana kayak hari-hari sebelumnyac J”
“makasihhhh J”
“ sama-sama…, aku
pulang dulu yaaaaa”
“ iya hati-hati yaaaaa”
akhirnya setelah sekian
lama mereka sepakat untuk berkomitmen juga. Sebenarnya banyak yang menginginkan
hal ini terjadi, terutama teman-teman kelas mereka. Karena mereka semua
geregetan melihat tingkah Aerhien dan Aries yang terlihat sama-sama cuek tapi
aslinya saling peduli satu sama lain.
Sabtu, 05 April 2014
Senja di Sudut Jakarta (Ingin Aku bilang “Cinta”) BAB 5
Masa SMA sudah
berakhir, liburan pun datang dan kami bersiap untuk menjadi pribadi yang mandiri,
begitulah kata orang mengenai dunia perkuliahan.
Hari itu kami harus
mengurus ijazah dan surat lainnya, dan malam sebelumnya aku sms Nudi, karena
aku ingin pulang bareng dengannya, dan ia pun mengiyakan ajakan ku. Tapi setelah
selesai mengurus surat-surat tersebut aku tak melihat keberadaannya, aku sms
dan telpon pun handphonenya tak ada nada sambung. Mungkin handphonenya mati dan
tak lama lagi ia datang karena setahu ku ia adalah tipe orang yang menepati
janji. Niatnya hari itu aku akan mengutarakan apa yang ada di hatiku selama ini, tapiiii...
Sudah hampir 2 jam aku
menunggu di depan pintu gerbang sekolah, dan suasana sekolah pun telah sepi
karena memang sudah sore. Rintikan hujan menambah penderitaan karena aku tak
bawa payung dan bus yang sering aku tunggu mendadak tak ada, seperti di
film-film. Saat hujan menjadi deras, saat itu pula aku menangis karena takut
dan kecewa. Betapa bodohnya aku menunggu orang yang belum tentu menganggap
keberadaanku. Betapa bodohnya aku menyukai orang yang belum tentu menyukaiku,
tapi apa salah kalau perasaan itu tiba-tiba muncul? Toh aku tidak memintanya,
ia datang begitu saja dan entah kapan akan perginya. Sore yang aku bayangkan
akan indah karena aku bisa mempunyai waktu lebih dengan Nudi dan mengungkapkan
perasaanku yang sesungguhnya, ternyata menjadi sore yang menyedihkan (T.T).
saat tangisan itu tak mulai berhenti, tiba-tiba ada yang menghampiriku dann
berucap
“Cha, maafin aku. Hpku
mati, tadi aku dipaksa sama temen-temen. Dan aku baru tahu kalau kamu masih
disini setelah aku cash hpnya. Kenapa kamu enggak pulang?”
“iya ini aku mau
pulang” jawabku sambil terus menunduk karena tak mau melihat wajah nudi.
“ Chaaa, kamu baik-baik
aja kan?” aku hanya terdiam
“Chaa, chaaaa, ochaaaa”
tiba-tiba aku menutup wajahku dengan kedua tangan lalu menangis. Kata orang aku
cengeng dan gampang galau.
“ chaa, kamu nangis?
Maafin aku yahhh” nudi pun memelukku tapi aku tetap terus menangis, malah
tangisan itu semakin kencang, sekencang hujan saat itu.
“aku janji ini yang
terakhir, aku enggak akan lakuin hal ini lagi ke kamu” setelah berucap kalimat
itu Nudi mencium kening ku, tapi aku tak sadar karena sibuk menangis dan
kecupan itu hanya beberapa detik saja. Setelah Nudi berhasil membuat ku tenang dan
hujan berhenti kami pulang bersama. Tak banyak kata yang terucap sore itu. Saat
sampai rumah pun aku langsung masuk tanpa berucap basa-basi seperti biasanya.
Dan aku mulai bertanya..
Seperti angin yang terus berlalu tanpa
henti
Seperti api yang terus berkobar dihati
Seperti air yang terus membasahi
dedaunan di pagi hari
Dan seperti itu pula aku yang akan
terus menunggu
Menunggu senja hanya untuk melihat
sebuah kebahagiaan
Yang entah kapan akan datang
menghampiri
Tapiii..
Sampai kapan harus seperti angin?
Sampai kapan harus seperti api atau
air?
Sampai kapan aku harus menunggu ?
Akankah penantian ini berakhir pada
sebuah kebahagiaan?
Entahlahhhhh…
Senja di Sudut Jakarta (Ingin Aku bilang “Cinta”) BAB 4
Bulan telah berganti
dan kami di sibukkan dengan berbagai ujian. Kesibukkan kelas 3 membuat aku dan
yang lainnya pulang sore. Tak jarang Nudi memberikanku tumpangan. Kadang ku
berharap senja cepat datang, karena saat senjalah aku dan Nudi mempunyai waktu
lebih untuk berbincang.
“Cha..”
“iyaa?”
“kamu capek enggak?”
“lumayan sih, kenapa?”
“mau melepas lelah
enggak sejenak?”
“mau sih, kenapa
emangnya?”
“nonton yuk Cha,
lumayan buat menghibur diri”
“haaaahhh?”
“diajak nonton kok
malah jawab haah, mau enggak?”
“ gimana yah? Mau sih
tapi ini kan udah sore sebentar lagi mau magrib, terus pulangnya nanti gimana?”
“ya enggak
gimana-gimana, nanti aku anterin pulang deh sampai rumah”
“tapi kan aku belum
izin sama orang rumah, kalau di cariin gimana?”
“ya nanti kita izin
dulu, kalau perlu nanti aku yang izinin, gimana?”
“hmmm, gimana yahhh?
Enggak deh lain kali aja, lagi pula aku takut”
“takut kenapa?”
“enggak apa-apa, lagi
pula tugas lagi banyak, besokkan juga masuk pagi”
“ohh gitu yaudah deh”
“maaf ya, lain kali deh
kita nontonnya”
“semoga lain kali itu
aku bisa ya”
Sebenarnya aku sangat
ingin menonton dengan Nudi, tapi aku tidak bisa, takut akan perasaan yang
semakin dalam. Kata orang kesempatan itu hanya datang sekali, dan jika
kesempatan itu hilang maka kita akan kehilangan kesempatan itu untuk
selamanya, dan sebenarnya aku tidak
ingin kehilangan kesempatan itu, karena perasaan takut yang tak jelas itu aku
tak tahu akan kah kesempatan itu akan datang lagi atau akan benar-benar hilang. :(
Setelah ujian nasional
dan pengumuman kelulusan telah keluar, perasaan senang tapi sedih menjadi satu.
Kehilangan masa-masa SMA dan tentunya aku akan kehilangan dia yang menjadi
alasannku datang pagi-pagi kesekolah dan dia yang menjadi alasanku untuk setia
berdiri dekat pagar sekolah hanya untuk melihat dirinnya lewat.
Senja di Sudut Jakarta (Ingin Aku bilang “Cinta”) BAB 3
Cahaya matahari yang
cerah membuat hati dan pikiran menjadi cerah. Senyuman termanis aku
persembahkan untuk pagi ini. Tak sabar untuk bertemu Nudi dan mengembalikan
jaketnya. Seperti biasa aku menunggu di sudut kelas untuk melihatnya tapi
sampai bel berbunyi ia tak kunjung datang. Saat istirahat pun tak Nampak batang
hidungnya, bahkan saat pulang pun begitu. Dan itu berlangsung selama 3 hari.
Saat aku menjenguk
sepupu di rumah sakit ternyata sosok Nudi terlihat di taman rumah sakit sedang
duduk diatas kursi roda.
“Nudi?”
“ lho Cha, kamu
disini?”
“ kamu kenapa?” aku
terkejut dan terus melihat kondisi Nudi dari ujung kaki hingga ujung rambut.
“biasa kurang
hati-hati, jadi seperti ini deh. Kamu ada apa kemari?”
“ kepala dan kaki
kamu??” saat itu aku masih terkejut melihat kepala dan kaki yang di balut.
“ Cuma luka ringan kok,
tidak ada yang perlu di khawatirkan” entah apa alasannya saat itu tiba-tiba
saja air mataku menetes.
“ lho Cha, kamu
menangis? Kenapa? Aku kan masih hidup belum mati”
“ hhmmm maaf, aku Cuma
terkejut melihat kondisi kamu sekarang. Terakhir kita ketemu kamu masih sehat”
“iya, habis aku pulang
dari rumah mengantarmu, aku mengalami kecelakaan dan seperti ini dampaknya.
Sempat koma sehari tapi tak ada masalah sekarang”
Kami pun akhirnya
berbincang di taman, menikmati langit jingga sambil duduk di atas bangku
membuat aku merasa dekat dengan Nudi. Karena langit sudah gelap akhirnya aku
mengantarkan Nudi ke ruangannya dan ternyata disana sudah ada sang mama yang
sedang menunggu. Dan aku tiba-tiba teringat tujuanku ke rumah sakit saat itu
adalah untuk menjenguk sepupu,, hahahahha.
Selama beberapa hari
dengan beralasan menjenguk sepupu yang di rawat aku juga sekalian melihat
kondisi Nudi, meskipun aku hanya melihatnya dari kejauhan.
Kurang lebih 2 minggu
Nudi tidak masuk sekolah, dan saat jam istirahat ternyata aku melihatnya sedang
berbincang bersama teman-temannya di pojok kantin. Senang tapi kesenangan itu
aku simpan sendiri, tak perlu ada orang yang tahu, cukup aku dan Tuhan yang
tahu, kalau pun ia tahu aku harap ia dapat menyembunyikannya sampai waktunya
tiba.
Senja di Sudut Jakarta (Ingin Aku bilang “Cinta”) BAB 2
Sore itu aku sibuk
membantu wali kelas sehingga harus pulang telat. Saat sedang menunggu bus
tiba-tiba ada sosok yang ku kenal berhenti di hadapanku.
“ Cha, belum pulang?”
“ kalau aku udah
pulang, nggak mungkin ada disini”
“oiya, lagi nunggu
jemputan?”
“ iya, lagi nunggu di
jemput sama bus, tapi belum datang dari tadi”
“mau bareng? Rumah kita
searah kan?”
“ hmmm, gimana yah?”
saat itu aku sangat bingung, karena itu pertama kali aku ngobrol banyak
dengannya, aku mau tapi malu.
“ ya terserah sih, udah
mau hujan lho”
“ hmm, yaudah deh, tapi
aku enggak ngerepotin kamu kan?”
“ enggak tenang ajah”
Aku tak pernah mengira
hal yang pernah aku bayangkan menjadi kenyataan. Di tengah perjalanan ternyata
hujan dan kami memutuskan untuk meneduh di tukang bakso, karena ternyata perut
juga sudah mendemo.
“Cha, nih dipakai jaketnya”
Nudi memberikan jaketnya kepadaku
“ lho nanti kamu pakai
apa?”
“ gampang, lagi pula
aku kan cowok jadi tidak masalah”
“ lho apa hubungannya?”
“ kalau cowok memakai
baju transparan dan dalemannya kelihatan tidak ada masalah. Tapi akan jadi masalah
kalau itu terjadi pada wanita”
“ ohh begitu yahh” aku
pun lansung memakai jaketnya, entah harus senang apa bagaimana. Itu pertama
kalinya aku mempunyai waktu berdua dengan Nudi, tapi sudah mempermalukan diri
sendiri. Karena hujan, baju ku basah dan itu membuat tanktop dan tali bra ku
menjadi terlihat L.
Perbincangan saat itu
tidak banyak, masih terlihat kaku dan canggung satu sama lain. Setelah hujan
berhenti, perjalan dilanjutkan sampai di depan rumahku. Tak banyak berbicara
saat itu, hanya ucapan basa –basi terimakasih lalu aku masuk kedalam rumah dan
ia pergi begitu saja. Perasaan senang dan malu-malu tapi mau. Entah perasaan
apa ini, sore itu menjadi sore indah yang di takdirkan Tuhan untuk ku, terima kasih karena Engkau
telah memeberikanku ini semua.
Dan saat di dalam rumah
aku baru sadar bahwa jaket nudi masih aku pakai. Untung kami sempat tukaran nomor saat makan bakso.
Tanpa pikir panjang aku langsung mengirim sms kepadanya tapi tak ada balasan
bahkan terkirim pun tidak.
Senja di Sudut Jakarta (Ingin Aku bilang “Cinta”) BAB 1
Aku mungkin wanita yang
bodoh untuk menyukai suatu hal tanpa mampu menggutarakannya. Saat itu aku masih
duduk di bangku SMA, panggil saja namaku Chacha, karena sesungguhnya aku
bernama Rocha Agustina. Kalau kalian berpikir aku terlahir di bulan agustus,
itu tidak benar karena nama Agustina itu gabungan dari nama orang tuaku Gustin
dan Ana.
Kata orang masa-masa
sewaktu SMA itu menyenangkan, dan saat itu aku masih belum tahu, apakah ini
menyenangkan atau tidak. Yang jelas salah satu penyemangatku untuk datang pagi
ke sekolah adalah karena dia yang sering memakirkan motornya di bawah pohon
yang menghadap ke kelasku. Pagi itu seperti biasa aku datang pagi untuk melihat
seseorang yang sudah ku damba sejak lama. Yeahh akhirnya dia datang juga, dari
sudut kelas ku perhatikan dia yang sedang melepaskan atribut yang melekat pada
tubuhnya. Hanya dalam waktu tak lebih dari 10 menit ia langsung menghilang dari
parkiran.
Kelas yang berbeda membuatku ingin cepat-cepat mendengar bel istirahat untuk melihatnya kembali menuju kantin. Postur tubuhnya pas untuk seorang laki-laki yang duduk di bangku SMA. Rambut yang terpotong rapi, kulit yang berwarna coklat dan senyumanannya yang manis membuat aku tak bosan untuk melihat dan mengaguminya sejak kami masih dalam masa orientasi.
Kami memang kenal tapi
tidak dekat, bahkan kami tidak pernah satu kelas. Aku hanya bisa melihatnya
dari kejauhan. Saat pulang sekolah pun aku hanya bisa menunggu di dekat pagar
hanya untuk melihatnya keluar dengan motor supranya.
Inilah caraku
mengaguminya, entah apa yang kan terjadi nantinya. Di dalam setiap doaku, aku
hanya berharap diberikan yang terbaik dari sang pencipta.
Selasa, 28 Januari 2014
PHP
PHP!!
Siapa sih yang enggak tahu dengan istilah ini? Pemberi Harapan Palsu.
Isitilah
yang gue enggak tahu munculnya dari mana ini banyak banget di terapin sama anak
muda jaman sekarang, bahkan orang yang udah berumur juga bisa nerapin istilah
ini.
PHP
karena cinta, hindari hal ini !!! KENAPA???
Ya
emang loe mau di kasih harapan terus tanpa ada kepastian, enggak kan??
Yang
belum kena banget rasanya PHP, mungkin seperti kita naik hysteria di dufan. Awal
mula di angkat perlahan terus di angkat
setinggi mungkin sampai jantung mau copot, setelah itu di jatuhkan ke bawah
sampai lemas tak berdaya, bingung harus ngapain. Ketagihan? Pingin nyoba lagi,
tapi takut. Mungkin seperti itu kurang lebih gambaran tentang PHP.
Kita
sebagai manusia harus milih, mau di PHPin atau mau PHPin? Saran gue sih ya
enggak keduanya. Kalau loe ragu sama apa yang dilakukan, ya sebaiknya jangan
dilakukan. Karena ada tingkah lalu atau perbuatan kita yang di sukai sama orang
tapi ada juga yang enggak disukain sama orang. Menurut survey korban PHP itu kebanyakan
adalah PEREMPUAN, WHY?? Karena perempuan itu lebih menggunakan perasaannya,
sementara para lelaki lebih mengandalkan logikanya.
Misal
loe sebagai seorang lelaki suka sama seorang wanita dan lagi mengadakan PDKT
sama dia. Namanya wanita di puji dikit pasti terbang, melayang-layang sampai
lupa daratan. Ya bagus kalau misalnya si pria beneran serius sama kata-katanya,
tapi kalau si pria Cuma anggap itu becanda, gimana coba? JELEEEBBB banget pasti
untuk si wanita ini. Ini berlaku untuk pria ataupun wanita. “ ketika loe suka
sama seseorang dan loe mau serius sama dia, maka tunjukin keseriusan loe. Tapi kalau
loe anggap dia hanya sebagai teman bicara atau loe enggak suka sama dia ya
sebaiknya jujur aja, dari pada ada salah paham”
Oiya
ini penting, kita sebagaia manusia yang diberikan akal harus bisa membedakan
yang namanya serius dan becanda. Ada kalanya di dalam suatu keadaan kita harus
becanda tapi ada kalanya kita harus serius. JJ
FRIENDZONE
Ini sering terjadi ketika ada 3 orang
manusia atau bahkan lebih menjalin sebuah hubungan. Gue punya kisah dari
lingkungan sekitar gue, ini kisah antara Ranu, Elang dan Dina. Ketiga manusia
ini berteman, karena mereka 1 kelas dan awalnya berhubungan baik, tapi semenjak
Dina mengenal lebih dekat tentang si Ranu, semua menjadi berubah dan ini awal
cerita mereka…..
Elang dan Dina berkenalan sudah sekitar
2 tahun dan mereka mengenal Ranu baru sekitar 1 tahun. Ranu merespone baik
tentang kehadiran Dina di dalam hidupnya, begitupun yang terjadi pada Dina. Boleh
di bilang Dina dan Ranu seperti melakukan PDKT, itu yang terlihat dimata
teman-teman kelasnya, tapi yang terjadi sesungguhnya mereka sendiri yang tahu. Dina
tidak bisa lepas dari sosok Elang, karena Elang yang sering membantu ketika
Dina mengalami kesulitan. Suatu hari Elang mengungkapkan perasaannya kepada
Dina, tapi ia sadar akan keberadaan Ranu diantara mereka. Semenjak saat itu
Elang menjauh dari Dina, karena ingin menghilangkan perasaan sukanya. Dan Dina
menjadi GALAUUUUUUU, ketika itu sosok Ranu sangat membantu. Setelah sekian
lama, 1 hal yang ada dalam benak Dina.. “ aku kehilangan kawan sebaik Elang
hanya karena sosok yang baru kenal, dan ternyata Ranu tidak sebaik Elang”
Saat pemikiran itu ada, si RED (Ranu,
Elang, Dina) menjauh satu sama lain. Mereka bertiga menjadi jauh. Dan setiap
ada yang bertanya, paling mereka hanya jawab dengan senyuman atau menjawab “enggak
apa-apa, biasa aja”.
Brohhh, sist.. yang namanya cinta emang
datangnya enggak bisa di tebak. Orang yang kita inginkan belum tentu orang yang
benar-benar kita inginkan, karena perasaan cinta itu bisa datang karena
ketulusan atau hanya ego sesaat.
Sebenarnya gue bingung, kenapa mereka
bertiga harus menjauh. Susah pasti mencari sosok yang baik seperti Elang, dan
pasti susah juga mencari sosok yang bikin nyaman seperti Ranu. Kayaknya tanpa
harus menjauh mereka semua bisa menjalin hubungan yang baik, bahkan lebih baik.
Friendzone itu tercipta karena adanya
sebuah keraguan, ketidak pastian dan salah paham. Saat loe menjalin sebuah
hubungan baik itu hanya pertemanan biasa, loe harus tegas. Kata nyokap gue, misal
ada seorang pria yang memberikan sesuatu, pasti 80% itu ada maksud tertentu,
10% karena merasa gak enak hati,5% karena ada faktoor keterpaksaan dan 5% lagi karena tulus. Jadi kita perlu
hati-hati tuh kalau dikasih sesuatu sama cowok, hahahhah.
Dan jangan pernah merasa menyesal ketika
loe masuk dalam friendzone karena, itu bisa jadi pembelajaran, itu pun kalau
loe berpikir positif. Loe harus cermat, jangan sampai kisah diatas menimpa loe.
Saran gue kalau loe suka sama orang,
mending langsung ungkapin aja. Cinta itu kayak nasi beserta lauk pauknya. Kalau
kelamaan disimpan bisa jadi basi atau jamuran, kalau emang itu makanan masih
bisa dimakan pasti rasanya akan berubah, tercuali ada bahan pengawetnya. Kalau misalnya
loe nembak cewek tapi cewek itu mikir-mikir untuk nerima loe, atau bahkan minta
beberapa hari buat menjawabnya, nahh itu perlu hati-hati. Soalnya kalau emang
tuh cewek beneran suka sama loe, begitu loe bilang “ gue suka sama loe, loe mau
enggak jadi pacar gue?” pasti cewek itu langsung jawab “ iya gue mau” itu jawaban
doi kalau emang beneran suka.
Atau misalnya loe berusaha lagi deketin
seorang cewek, tapi setiap diajak jalan dia menolak, setiap diajak nonton atau
makan juga menolak, di telepon, disms, line, wasap atau bahkan di media social jawaban
dia ala kadarnya, bisa jadi itu cewek dinyatakan NOT RESPONDING sama loe,
hati-hati cewek yang bertipe seperti ini, bisa memanfaatkan keberadaan lelaki yang
sedang mendekatinya, hahahha.
Satu hal gue ingetin lagi, kalau
misalnya cewek itu ternyata respone nya bagus trhadap keberadaan loe, dan loe
mau nembak dia tapi ragu. Sebaiknya ini jangan dilakukan, jangan sampai loe
bilang suka dan pingin jadi pacarnya tapi satu jama kemudian, loe bilang “
sorry aku ragu jadiin kamu pacar” Fix loe bakal jdi masuk buku hitamnya doi. Tegas
itu perlu, kalau emang loe ragu ya jangan dilakukan bahkan kalau perlu dari
awal loe jangan kenalan sama dia. JJJ
Senin, 27 Januari 2014
Move On
2 kata itu sering banget muncul diantara anak muda
sekarang. Kenapa?? YA KARENA ITU LAGI NGTREENNNN COYYYY.
Move on untuk sebagian orang itu mudah bagai
membalikkan telapak tangan, tapi untuk sebagian lagi itu sulitnya bukan main,
bagai orang yang semampai (semeter gak sampe) metik buah yang tinggi pohonnya
mencapai 3 meter, SULITTT. Emang banyak cara untuk medapatkan buah itu, bisa
pakai tangga lalu manjat kepohon dan nikmatin itu buah, atau bisa juga pakai
galah yang puanjang, tapi harus bisa jaga keseimbangan, karena galah lebih
panjang dari si pengguna, atau bisa juga nyuruh orang untuk mengambil buah itu
atau kalau enggak mau repot ya beli aja di tukang buah, tapi harus pinter milih
dan pinter nawar biar enggak ketipu.
Move on yang lagi hits sekarang itu, adalah move on
dari cinta. KOK BISA?? Karena sekarang itu banyak orang yang dramatisir
keadaan. Misal, “LAPER” laper ya tinggal makan, bukan malah ngetwiit, emang
dengan unggah status bisa kenyang?? Bisa sihhh, KENYANG KOMEN.. atau misalnya
baru putus dari pacar, nangis sampai berhari-hari, curhat sana sini, facebook,
twitter, path, instagram, atau yang lainnya. Semua status di media social berubah
jadi “GALAUUUUUUU”.
Move itu sebenernya gampang-gampang susah,
tergantung orangnya sih. Kalau orang itu emang bener-bener niat untuk move on
ya gampang, paling beberapa bulan setelah dia galau bisa tuh move on dengan
sempurna. Bahkan ada yang Cuma dalam hitungan minggu.
Cara move on menurut pandangan gue dan beberapa
temen-temen gue adalah sebagai berikut:
- Ketika loe putus dari pacar loe, dan udah bener-bener kecewa sama doi, jauhin dulu tuh orang, atau jauhin dulu hal-hal yang bersangkutan sama dia.
- Jangan dengerin lagu yang super duper melowwwww dan yang super duper bikin galauu sehingga loe masih mikirin dia, dan loe dinyatakan GAGAL MOVE ON…
- Jangan bahas-bahas dia dengan siapa pun dan dengan alasan apapun, sebaiknya hindarilah obrolan yang mengarah kesana, karena pasti bakal keinget terusss.
- Walaupun kedengarannya klasik, tapi ini jitu, banyakin aktivitas yang membuat loe lupa walau hanya sejenak, tapi itu semua gak harus mutusin silaturahmi yahh..
Sebenernya masih banyak
cara yang bisa dilakukan untuk move on ini, masing-masing orang punya cara
untuk lakukan si move on ini. Yang jelas untuk move on itu yang pertama adalah
niat. Ada kata-kata buat loe semua.. “ orang untuk menuju sebuah kata “berhasil”
itu punya berbagai macam cara, ada yang mudah, ada juga yang susah. Ada yang
dengan cara baik tapi ada juga dengan cara yang buruk. Jangan berlarut-larut
dalam kesedihan, karena masih ada banyak kebahagiaan yang menanti untuk kita
sambut”
CINTA (gue, loe) TO BE CONTINUE…
Story in jogja…..<part 1>
“ Hay…”
“ hay, hay, kangen
yahhh?”
“ iya, kenapa? Boleh
kan?”
“ boleh kok bolehh J”
“ kesini dong, kan
ceritanya lagi kangen, udah lama enggak ketemu”
“ terus nanti kalau gue
kesana, mau dikasih apa?”
“ dikasih apa yah?, loe
maunya apa?”
“ hmmm, apa aja deh
yang penting enak J”
“ hmm, bener yah.. kalau
gitu nanti gue kasih pelukan mau??”
“ yakin mau peluk? Kayak
bisa aja, hahaha”
“ hahhaha, emang gk
bisa yah? Ckckck, oiy btw lagi ngapain?”
“ lagi whats’app an sama
loe :P”
“ emang gak punya
kerjaan lain selain whats’app an sama gue?”
“ enggak ada, habis gue
bingung juga mau ngapain disini, hahahha”
“ emang lagi dimana?”
“ lgi di kereta J”
“ haa? Lagi di kereta?
Emang mau kemana, udah liburan jadi enggak mungkin ke kampus kan?”
“ iya gue udah liburan,
ini lagi mau ngisi waktu liburannya”
“ emang loe mau liburan
kemana?”
“ ke jogja…”’
“ whattt?? Serius?? gue
enggak salah baca nih?”
“ ya enggaklah
ganteng….”
“ emang boleh sama ortu?”
“ ya boleh dong J”
“ pasti sama keluarga
deh liburannya, iya kan?”
“ enggak, kali ini gue
pergi sama temen-temen kampus gue”
“ wowww, mukzizat
banget… tumben di izinin”
“ hahhaha, iya
donggg….”
Untuk mengisi waktu liburan, Nayra dan beberapa teman
kelasnya di kampus pergi ke jogja. Hari pertama sampai di jogja mereka
beristirahat di penginapan. Hari kedua mereka baru keliling jogja, di mulai
dengan pergi ke candi prambanan setelah bosan disana, mereka pergi ke
Borobudur. Saat sedang berkeliling sambil berfoto-foto, Fani (salah satu
sahabat Nay) membisikkan sesuatu. “Nay, kok gue curiga yah sama itu orang.
Kayaknya dari tadi dia merhatiin kita deh”. “udah cuekin aja, mending kita
foto-foto disana aja yuk, yang lain mah pada asik sendiri, mending kita kesana
mumpung masih sepi”, “ okehh”. Saat mereka berfoto-foto berdua, Fani merasa
risih dengan keberadaan pria yang sedang memperhatikan mereka.
“Naayyyy, itu orang
kenapa sih? Takut gue, pake kaca mata hitam, jaket hitam, udah kayak penjahat.
Panggil cowok-cowok aja yuk, biar di tegor” ucap Fani lirih.
“ ah lauuu, jangan
panggil cowok-cowok. Udah biar gue yang tegor itu orang”
Nayra pun menghampiri
pria tersebut, dan tak lama Fani terkejut atas apa yang ia lihat. Nayra dan
pria itu berpelukan dan terlihat akrab.
“gue kangen sama loe,
udah lama ya kita enggak ketemu”
“kalau kangen jangan
Cuma di peluk dong, tapi juga di cium”
“ ihhh ngarepppppp”
nayra pun melepaskan pelukannya.
“temen loe kayaknya
kaget banget tuh”
“oiya, yuk sini gue
kenalin” nayra pun menarik tangan Rey.
“ Fann, ini Reynas… Rey
ini Fani, sohib gue di kampus dan dari rombongan Cuma kita berdua doang
ceweknya”
“Reynas, temennya Nay
dari SMA”
“ Fani.. Temen? TTM an
nya kali?? Hahahha, ini Reynas yang loe ceritaan itu kan Nay?”
“yuph, anda benar J”
“ loe cerita apaan aja
Nay?”
“ rahasiaaa…”
“ dasarrrrr” ucap rey
sambil mengacak-acak sayang rambut Nay.
“reyyy, kan jadi
berantakan… huft”
“Kalian janjian ya
ketemuan disini? Kirain gue tadi loe penjahat rey.. hahaha”
“ sorry, gue enggak
bermaksud begitu kok, hehhe”
“ tau nihhh, sok
misteriusss.. hahhahah, sebenarnya gue enggak janjian sama dia Fan, Cuma tadi
pagi gue bilang mau kesini, kirain gue.. dia gak bakal kesini soalnya katanya
ada urusan di kampus, dan kita niatnya malem ini mau ketemunya, ehh ternyatanya
dia ada disini, dan aku terkejutttttt, hahhahah”
“ ya lagian ke jogja
gak bilang-bilang dulu, tau-tau udah sampe aja. Ya gue juga begitu…”
“ hmmmm, bales dendam
nihh ceritanyaaa… oiya Fan, mumpung disini fotoin kita berdua dong..” mereka
pun akhirnya berfoto-foto.
Setelah puas bekeliling Borobudur, mereka pulang ke
penginapan untuk beristirahat, karena malam harinya mereka akan berjalan-jalan
lagi. Setelah sholat isya’ mereka bersiap-siap untuk kuliner malam.
“ yuk, cepetan kita
berkuliner malam, gue udah laperrr berattttt” ucap Danu sambil memanaskan motor
yang disewa.
“ hayulahhh… sama nih
gue juga laper. Sayang, enaknya nanti kita makan apa yah?” Tanya fani kepada
Hadi(sang kekasih hati).
“ aku sih makan apa aja
mau, asal murah dan bikin kenyang.. hahah”
“ dasarrrr mahasiswaaaa,
hahhaa”
“ Oiya Fan, si Nayra
kemana? Panggil gih sana, kita udah pada laper nih”
“ cieee, Rasya nyariin
Nayraaa, ciee cieee” ledek Fani.
“ auuu ahhhhh”
“ hahhaha, si Nay itu
pergi duluan tadi habis sholat terus langsung buru-buru pergi”
“ Haa? Serius Fan? Mau
kemana dia? Emang dia tau jogja apa? Pulang jam 7 malem dari kampus aja udah
keder, ini sok sok’an pergi sendiri. Kalau nyasar terus ada apa-apa, gimana
coba?”
“ Rasyaaa, tenang…
tarik napassss, buanggggg… udahlah jangan kebakaran jenggot gitu, okehhh.
Percaya deh si Nayra aman dan kembali dengan selamat”
“ bukan kebakaran
jenggot juga Fan, nyokapnya dia udah nitipin ke gue. Terus sekarang dia keluar
malam begitu aja, kalau ada apa-apa kan gue enggak enak sama nyokapnya”
“ ahhh loee, si nay
udah gede juga kali, udah sekarang kita makan aja yuk”
Akhirnya mereka pun jalan,
mencari makan sambil menikmati suasana malam jogja. Saat sedang berjalan-jalan,
tiba-tiba Danu melihat Nayra dengan Reynas.
“ wiwww, si Nayra.. baru
sehari disini udah dapet cowok aja. Tuh Sya, masa loe kalah sama si Nayra yang
baru pertama kali kesini. Loe udah bolak-balik jogja beberapa kali masa belom
dapat cewek buat diajak jalan kayak begitu, hahahahahhaa” mendengar perkataan
Danu, semua pun tertawa. :D
Malam itu Nayra terlihat senang sekali saat bersama
Reynas, mereka benar-benar seperti orang yang sudah lama tak bertemu dan
terlihat sama-sama kangen. Mungkin Nay tak pernah menyangka akan melewati malam
di jogja bersama rey seperti saat itu. Sama seperti saat di Jakarta, Rey
beberapa kali mencium kening Nay dengan hangat.
Sekitar jam 1 malam Nay
baru sampai di penginapan, dan ternyata ada Rasya yang tertidur di sofa dengan
keadaan TV menyala. Karena tak ingin mengganggu, akhirnya nayra mengeluarkan
pasmina yang ada didalam tasnya, lalu menelimuti rasya dengan kain itu. Dan
Nayra pun langsung menuju kamarnya untuk segera beristirahat.
>> To be
continued<<
Langganan:
Postingan (Atom)